Perspektif Guru Kemarin dan Masa Kini
Jumat, 27 November 2020 07:13 WIB
460 |
-
BARAKKA'NA SIKOLA'E
(Keberkahan Sekolah)
Oleh
Nur Wahidin, S.Pd SMKN 1 Makassar
Ada yang pernah bertanya ke Saya ketika suatu ketika saya berbicara di Suatu tempat, mengapa sekarang ini sepertinya Sekolah kehilangan “kesaktian” untuk membentuk “hati” anak-anak kita? Ini pertanyaan, dan bukan pernyataan. Saya hanya mampu menjawab begini:
Dulu orang tidak sekolah setinggi sekarang ini. Bahkan di Kampung tak ada yang hebat berteori pendidikan sedahsyat hari ini. Bisa dibilang, teori pendidikan sekarang mungkin sudah menyentuh langit ke tujuh tapi sebenarnya ada yang hilang yang disebut dengan "keberkahan". Keberkahan bukan buatan manusia, melainkan "Pakkamaseanna Puang Alla Ta'ala (Rahmat Allah). Bukan sekolah yang membuat orang sukses melainkan Allah lah dibalik semua kesuksesan manusia dalam usahanya. Maksudnya?
Secara khusus saya mengajak Anda yang berusia 50-tahun ke Atas untuk menengok sejenak ke Belakang (balekki'). Ingat waktu kita sekolah di SD, yang “nafas” ta baru setengah-setengah kita sudah disuruh ke Sawah membantu guru "Mattaneng" (menanam padi), membantu guru mencari kayu bakar di Kebun, mengambil air untuk dipakai guru di Rumahnya disimpan di Gumbang (bejana).Teori praksis pendidikan saat ini akan berkata bahwa ini tak ada hubungannya dengan kurikulum dan media pendidikan, dll. Kita disuruh mengerjakan pekerjaan oleh guru yang seakan tiada hubungannya dengan akademik. Bukan itu saja, bahkan mungkin kita pernah menjaga jualan guru. Tak hanya itu, kita kalau dipukul oleh guru hingga kadang-kadang sampai membiru akibat pukulan mistar kayu guru dan jangka pelingkar yang ujungnya runcing. Disinilah intinya!
Atas itu semua, pernahkah orang tua kita protes?
Pernahkah orang tua kita mengeluh dengan tugas-tugas tadi?
Pernahkah orang tua kita melarang ikut “eskul” yang saya sebutkan tadi (mencari kayu, mengambil air, mencari kayu bakar, dll). SAMA SEKALI TIDAK. Orang tua kita tak pernah mempersoalkan. Inilah MATA AIR yang mengalirkan keberkahan. Atas “kesabaran” orang tua terhadap “dunia persekolahan” Allah pun turun dengan tangan-Nya. Ia membalas kebaikan hati orang tua atas penghormatan terhadap guru dan eksistensi sekolah yang bahkan mungkin dengan segala kelemahan. Tak perlu pakai teori pendidikan, sebab orang tua kita tak paham itu semua. Tapi teori dan kehendak Allah yang berlaku. Inilah yang disebut Barakka' (keberkahan). Boleh jadi kita sudah jauh berjalan tapi mari kita tengok sejenak betapa hebatnya pendidikan orang dulu. “kebodohan” Guru jaman dulu dengan eskulnya, serta kesabaran Orang Tua dengan “ketidakpahamannya” rupanya mengusik Kemahatahuan Allah SWT di Arsy dengan menurunkan Barakka' Pammase (Atas Berkat Rahmat Allah). Bukan hanya bagi Guru, tidak juga hanya untuk Orang tua bahkan keberkahan itupun dinikmati oleh anak didik.
Tengoklah sekarang,
Orang Tua memenjarakan guru,
anak memfitnah gurunya,
dicubit bilangnya ditempeleng,
diajari katanya dicaci maki,
dinasihati lapornya dihina,
ditegur ujarnya dipermalukan..!
BAGAIMANA MUNGKIN BERKAH BISA DATANG?
Anda yang berumur 50-an?
Pernah kita melakukan ini ?
Bahkan kita “membohongi” orang tua karena melindungi guru.
Kalau perlu, orang tua tak perlu tahu apapun keadaannya.
Itu sebabnya diakhir sekolah kita selalu menyisakan
AIR MATA Kebahagiaan. SELAMAT HARI GURU, 25 November 2020.🙏🙏🙏
Komentar
×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Jadilah yang pertama berkomentar di sini